
“Sebelah udah nggak kerasa apa-apa… pendengaran juga udah kurang jelas. Darah ngucur pun saya nggak sadar, tau-tau cuma lemes terus pingsan.”
Begitu cerita Pak Suryana (49), menggambarkan beratnya kondisi tumor ganas yang sedang ia hadapi.

Sudah lebih dari dua tahun ia berjuang melawan penyakit ini. Tumor ganas itu merenggut sebelah matanya, dan meskipun ia pernah menjalani operasi serta kemoterapi, pengobatannya terhenti karena keterbatasan biaya. Dalam waktu kurang dari dua bulan, tumornya tumbuh kembali dan merobek area leher, hingga menyebabkan pendarahan.
Untuk bertahan hidup, Pak Suryana berkeliling menjual es krim dengan cara dipanggul di pundak. Seharian penuh ia berjalan, namun penghasilannya tak sampai Rp40.000. Sementara itu, kondisi ekonomi keluarga pun serba pas-pasan.
Anak-anaknya ada yang masih harus dibiayai, dan yang sudah menikah pun sama-sama berjuang—ada yang berjualan bakso cuanki keliling. Istrinya tak bisa bekerja karena harus mengurus anak mereka yang masih kecil.

“Gantian, Pa. Seminggu ini saya yang jaga. Nanti adik. Soalnya kami juga harus kerja buat keluarga kami.”
Begitulah anak-anak Pak Suryana mengatur jadwal penjagaan. Mereka berusaha sebisa mungkin menemani ayahnya, di tengah keadaan ekonomi masing-masing yang juga terbatas.
Meski kondisi berat terus datang bertubi-tubi, perhatian dan kesetiaan anak-anaknya menjadi kekuatan tersendiri bagi Pak Suryana untuk tetap bertahan.

Semoga melalui dukungan kita, Pak Suryana bisa melanjutkan pengobatannya dan kembali sehat seperti sedia kala.
Mari bantu Pak Suryana melawan kanker ganas. Sekecil apa pun bantuanmu, sangat berarti untuknya.
![]()
Belum ada Fundraiser
![]()
Menanti doa-doa orang baik